Bali Ganda Sari
Bali Ganda Sari adalah salah satu sanggar tabuh dan tari klasik yang memiliki moto Homage To Tradition. Sanggar ini dibentuk oleh I Gusti Made Sudiarsa, dimana telah merekontruksi beberapa tari dan tabuh klasik yang hampir punah, salah satunya adalah LEGONG BEDULU.
Saturday, May 26, 2007
Preface
Bali Ganda Sari adalah salah satu sanggar tabuh dan tari klasik yang memiliki moto Homage To Tradition. Sanggar ini dibentuk oleh I Gusti Made Sudiarsa, dimana telah merekontruksi beberapa tari dan tabuh klasik yang hampir punah, salah satunya adalah LEGONG BEDULU.
Berikut uraian beberapa tari dan tabuh yang sudah direkontruksi
TABUH DANG
Merupakan tabuh klasik pelegongan yang direkontruksi tahun 1995 dalam rangka Festival Legong yang diselenggarakan oleh yayasan Walter Spies ( Walter Spies Festival ), gending ini direkontruksi atas arahan seniman tabuh Bedulu oleh I Gusti Putu Mandor (Alm).
BAPANG GEDE
Tari ini merupakan bagian dari struktur tari Legong Lasem.
LEGONG KUPU-KUPU TARUM
Tari Legong ini hanya masih terdapat di desa Bedulu. Dimana pada tahun 1986 tari ini mulai dihidupkan lagi yang dilatih langsung oleh pakar tari Legong Bedulu yaitu ; Jro Made Pukel (Alm) dan Ni Ciglek (Alm), sedangkan tabuhnya dilatih oleh I Gusti Putu Mandor (Alm). Tari ini sudah sering dipentaskan termasuk di Walter Spies Festival, tari ini merupakan abstraksi dari sepasang kupu-kupu.
TABUH SEKAR GENDOT
Merupakan tabuh klasik pelegongan, yang hampir dimiliki oleh semua sekhe pelegongan yang ada dibali termasuk juga sekhe legong yang ada di Bedulu.
LEGONG SMARANDANA
Siwa sedang melakukan yoga dengan tekun di gunung Mahameru. Ia acuh tak acuh terhadap segala sesuatu yang menarik atau memikat panca indra, bahkan terhadap kecantikan permaisurinya Dewi Uma. Pada saat itu surga sedang terancam oleh Nilaludraka, seorang raksasa yang menjadi raja di Senapura. Para dewa tidak berdaya menghadapinya, bahkan Brahma dan Wisnu merasa cemas seolah-olah kehilangan kekuasaannya. Hanya Siwa dapat menyelamatkan mereka, tapi Siwa sedang melakukan yoga dan tidak ada yang berani mengganggunya. Wrhaspati sebagai penasehat para dewa, mengusulkan agar Kama mengobarkan hati Siwa dengan rasa Asmara terhadap Uma.
Kama menceritakan rencana para dewa kepada Ratih istrinya. Ratih sudah merasakan firasat-firasat yang tidak baik dan tidak percaya dengan kejujuran Indra dan para dewa, tapi Kama berusaha menghiburnya.
Kama mendekati Siwa yang sedang beryoga. Dengan berbagai senjata yang diarahkan kepada Siwa, Kama berusaha membangunkan Siwa dari semadinya, tapi Siwa tetap tidak terganggu. Akhirnya Kama menggunakan roh musim semi dan senjata Pancawisaya yang mampu menyentuh dan mengobarkan panca indra, panah ini menembus hati siwa. Siwa terbangun, sesaat sebelumnya teringat akan kecantikan Uma. Melihat Kama berdiri didepannya Siwa marah dan dengan ujud triwikrama membakar Kama hingga musnah.
Ratih sangat sedih atas terbakarnya Kama. Ketika ia melihat api yang membakar Kama masih berkobar, ia melemparkan dirinya kedalam api hingga musnah, sebagai kesetiaannya kepada Kama.
Atas permohonan para dewa Siwa setuju menghidupkan kembali Kama dan Ratih, tapi dalam bentuk yang tersembunyi dan lepas dari sifat kebendaan (suksma).
LEGONG LASEM
Tari ini merupakan tari klasik pelegongan yang menceritakan tentang percintaan Prabu Lasem dengan Diah Rangke Sari.
(Tari Tersebut diatas akan dipentaskan pada Pesta Kesenian Bali ke-29 di Art Center Denpasar tanggal 24 juni 2007 - kami mengundang semua pecinta, pengamat tari klasik untuk menyaksikan pegelaran kami)
Tabuh Kreasi - Bali Yatra
Tabuh ini merupakan komposisi baru yang memakai idiom-idiom pelegongan. Teknik ritme dan melodi dijalin dengan kepekaan rasa musikal sehingga menjadi komposisi tabuh pelegongan dengan rasa dan nuansa baru.(Karya : I Made Subandi, S,Sn. Durasi : 12 Menit.)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment